Oleh Aditya Yogi TP, Santri kelas 7 Pa member Kelas Literasi.
Terkadang kita menganggap makan itu sebagai hal yang remeh atau sepele. Kenyataannya makan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan suatu kebutuhan hidup bagi manusia. Kebiasaan makan satu tempat dengan yang lainnya pastilah berbeda, begitu juga saat di rumah dengan di pondok. Ada perbedaan yang sangat besar bagaimana makan di rumah dengan di pondok. Perbedaanya adalah dalam segi ketertiban.
Apabila berada di rumah, kita langsung menuju dapur atau tempat makan kapan saja dan langsung makan tanpa harus menunggu giliran. Beda halnya ketika di pondok, waktu makan yang sudah ditentukan serta harus terlebih dahulu menunggu antrian atau gilirannya.
Budaya antri seperti inilah yang ditanamkan di pondok untuk melatih dan mendidik santri-santrinya. Nilai akhlak terpuji akan muncul dari kebiasaan ini, seperti sabar dan qana’ah, meskipun ada juga yang kadang terburu-buru. Ada pula yang kadang menitipkan makanan kepada temannya sehingga menyebabkan antrian lebih lama dan padat. Kebiasaan makan di pondok pun juga melatih kejujuran, tidak boleh mengambil jatah milik orang lain atau membohongi kepada pembagi makanan.
Terlebih lagi untuk yang membagi makanan, karena di pondok ada jadwal untuk menjaga makanan termasuk di sana membagi lauk kepada teman-temannya. Kebiasaan ini mengharuskan santri untuk berlaku adil, baik itu kepada adik kelas maupun kakak kelas. Apabila ada santri yang melanggar (berbuat curang, tidak jujur, dan tidak berlaku adil )ketentuan tersebut maka akan mendapatkan iqab berupa menghafal ayat Al Qur’an atau menulis surat Al Qur’an yang sudah ditentukan.
Hikmah yang bisa kita ambil dari kebiasaan antri makan adalah pertama membiasakan santri untuk berperilaku jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan. Karena kalau tidak jujur bisa mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Kedua adalah selalu sabar dalam kondisi apapun. Sikap sabar itu bisa tumbuh dan terbiasa dengan antri makan, dan inilah yang dipaksakan agar santri mengerti pentingnya bersabar. Ketiga berlaku bijaksana dan adil bagi pembagi makanan. Sikap ini sangatlah penting karena jika berlaku tidak adil maka akan merugikan orang lain, bahkan pondok sendiri.
Antri makan ternyata terkadung nilai-nilai yang sangat terpuji meskipun kadang bagi sebagian santri beranggapan hal ini dengan sepele dan dipandang sebelah mata, akan tetapi justru dari hal yang sepele inilah akan muncul santri yang memiliki sikap dan karakter sebagaimana tersebut di atas.