Hiduplah seorang perempuan yang bernama Quinalika Abila Alwiajaya yang hidup di keluarga kaya atau konglomerat. Quin tinggal disebuah kota di Indonesia. Lebih tepatnya di Jakarta. Selain kaya, keluarga mereka juga sangat harmonis.
Quin sangan bersyukur karena memiliki keluarga yang harmonis dan berkecukupan. Ayahnya sangat memanjakannya dan ibunya yang sangat menyayanginya dan selalu mengkhawatirkannya. Quin kuliah di salah satu universitas terbaik di Indonesai yaitu UI ( Universitas Indonesia ). Ia dan keluarganya bukan orang Islam , juga bukan orang beragama dan keluarganya bisa dikatakan tidak memiliki agama. Dan dari kecil ia selalu bertanya – tanya pada dirinya sendiri, Siapa yang menciptakannya ? dan siapa yang menakdirkan hidupnya dan hidup keluarganya ?
Sampai pada akhirnya Quin mendapatkan kabar dari kampusnya untuk melaksanakan KKN di negara muslim yang terkena konflik dan jajahan, yaitu Palestina. Karna jurusan yang diambil di kampusnya adalah kesehatan. Jadi Quin mendapatkan tugas untuk membantu masyarakat yang sedang sakit atau membutuhkan pertolongan. Quin sempat tidak di izinkan oleh orangtuanya , karna orangtuanya takut terjadi apa – apa pada dirinya.
Tapi akhirnya Quin diizinkan oleh orang tuanya karena orangtuanya percaya padanya. Quin berangkat pada tanggal 25 April dan akan kembali ke Indonesia tanggal 25 Mei 2020. Dan waktu yang di tunggu – tunggupun dating yaitu tanggal 25 April 2020.
Tanggal 25 April 2020 jam 05.30
Quin bersiap – siap untuk berangkat ke Palestina.
Di rumah….
“ Mah ………aku sudah siap ayo.” Quin.
“ Oke” mamah
“ Ayo “ papah
Quin diantar oleh ayah dan ibunya ke bandara. Beberapa waktu kemudian.Quin dan orang tuanya sampai di bandara. Quin langsung berpamitan kepada kedua orangtuanya.
Sampai di Palestina
Setelah sampai Quin dan teman – temannya langsung melanjutkan perjalanannya ke salah satu tempat peristirahatan atau hotel. Dan akhirnya sampai. Ia mendapat kamar, lantai paling atas.
Quin satu kamar dengan salah satu mahasiswa Universitas di Palestina yang bernama Aisyah Az Zahro. Ia tidak menyangka aka ada mahasiswa dari universitas lain, ternyata universitasnya bekerjasama dengan universitas lain yang ada di Palestina, yaitu dengan universitanya Zahro. Quin juga tidak menyangka akan satu kamar dengan orang yang memang asli dari Palestina. Jadi dia bisa bertanya tentang negara yang sedang ia tempati.
Di kamar
“Hay…….”
“Hallo “
“ Siapa nama kamu ? “
“ Namaku Zahro, nama kamu ? “
“ Aku Quin “
“ Apakah kamu dari Indonesia ? “
“ Ya, aku dari Indonesia “
“ Oh.. oke “
Hari pertama KKN
Hari pertama KKN bertempat di aderah dekat Masjidil Aqsa.Quin dan Zahro sudah akrab, jadi mereka selalu Bersama di setiap waktu.Quin dan Zahro saling menghargai perbedaan yang ada diantara mereka.
Beberapa waktu kemudian….
Zahro dan Quin sedang menangani pasien dan orang yang baru saja terkena tembakan dari musuh. Zahro dan Quin sama – sama dalam bidang kesehatan, jadi mereka menangani pasien Bersama. Mereka juga bisa shering tentang pengalaman mereka saat menangani pasien.
Hari terakhir KKN
Hari demi hari Quin dan Zahro lalui Bersama dengan rasa snang, sedih, tangus, tawa Bersama. Hari ini ,hari terakhir KKN,hari ini diawali dengan gembira, senang dan ceria. Zahro dan Quin sudah sampaidi tempat tujuan didaerah yang plosok, bisa dikatakan tempat ini mungkin belum diketahui oleh lawan. Tapi yang jadi pertanyaan, kenapa kelompok kesehatan dibawa ke sebuah tempat yang tidak ada orang yang sakit di lokasi ini ? ternyata mereka diajak ke tempat ini untuk melakukan wawancara kepada masyarakat di tempat tersebut.
Ingin menanyakan, kenapa tempat ini jarang orang sakit dan kenapa penduduk tempat ini selalu bahagia , makmur dan tercukupi walaupun penduduknya bisa di bilang kurang mampu. Lokasinya juga sangat terpencil. Selain itu Palestina sedang mengalami konflik, tapi warga di lokasi tersebut tetap bisa tenang dan desanya juga makmur.
Setelah mewawancarai masyarakat dan bersosialisasi, ada salah satu kejadian yang tidak bisa dilupakan oleh Quin,yaitu …..
Flashback
Pada saat Quin sedang melakukan wawancara pada salah satu warga yang berama Ibu Fatimah. Ibu Fatimah adalah seorang wanita paruh baya yang membesarkan 3 orang anaknya sampai di perguruan tinggi, tanpa kehadiran seorang suami.
Karna suaminya sudah meninggal karna tertembak oleh lawan. Ibu Fatimah bukan orang yang mempunyai banyak uang atau kaya. Beliau hanya orang biasa yang berjuang untuk ketiga anaknya. Quin menanyakan sesuatu pada Ibu Fatimah. “ Bagaimana bisa Ibu Fatimah bisa membesarkan ketiga anaknya sampai perguruan tinggi ?” Ibu Fatimah menjawab dengan sangat percaya diri, “ saya bisa membesarkan ketiga anak saya hanya atas izin sang pemilik alam semesta yakni Allah swt.” Quin mendengar kalimat tersebut langsung bergetar dan teringat pada suatu pertanyaan dalam dirinya. Siapa yang menakdirkan hidupnya ?
Flashback Off
Setelah wawancara selesai, Quin langsung pulang ke tempat penginapan. Dan secara tiba – tiba Quin bertanya pada Zahro.
“ Siapa Tuhanmu Zahro ? “
Zahro kaget dan bertanya, “ Kenapa tiba – tiba kau menanyakan Tuhanku ?”
Quin menjawab dengan nada yang sedikit membuat jangtung deg – degan, walaupun Quin tidak marah.
“ Sudahlah jawab saja pertanyaanku ! “
Zahro menjawab, “ Allah swt pemilik alam semesta beserta isinya.”
Begitu mendengar jawaban Zahro, Quin seketika bergetar. Dan dalam otaknya hanya berisi pertanyaan.
“ Apakah benar Tuhan Zahro adalah Tuhanku juga ? “
Keesokan Harinya
Quin segera bersiap – siap ke bandara karna hari ini Quin pulang ke Indonesia. Quin berpamitan pada Zahro dan teman – teman yang lain.
Indonesia
Setelah sampai di bandara, Quin langsung mendapat kejutandari kedua orang tuanya dan di rumah Quin langsung disambut oleh keluarga dan temannya.
Dua hari kemudian
Sejak pulang dari Palestina, Quin selalu mencari tahu tentang Islam di internet. Selain itu, Quin bahkan mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qu’ran karena Quin ingin memastikan apakah benar Tuhan yang menciptakannya dan yang memberi takdir hidupnya adalah Allah swt. Dia juga mengumpulkan bukti dari orang yang dulunya non islam berubah menjadi Islam.
Dua bulan kemudian
Setelah dua bulan Quin mencari bukti bahwa, apakah benar Tuhan yang ia cari – cari selama ini adalah Allah swt dan agama yang ia cari adalah Islam ?
Akhirnya memang sudah benar – benar tahu siapa Allah dan apa agama yang membenarkan Allah swt adalah sang pencipta dan pemberi takdir. Tepat pada tanggal 28 Juli 2020 ia mengucapkan syahadat. Dan pada hari ini juga ia melaksanakan wisuda. Setelah pulang ia langsung menuju masjid. Setelah mengucapkan syahadat, ia kembali ke rumahnya dengan penampilan yang berbeda.
Ia mengenakan pakaian syar’i. orang tuanya kaget dengan anak sematawayangnya ini, kenapa ia berpenampilan seperti itu “ ia juga masuk dengan mengucapkan salam.
“ Assalamu’alaikum mah… pah…”
“ ya … kamu tadi mengucapkan apa dan apa ini ? kenapa kamu berpakaian seperti ini ? “
“ ya pah, mah …. Aku ingin menjelaskan sesuatu kepada kalian. Jadi hari ini saya telah mengucapkan syahadat dan saya telah menjadi seorang wanita muslim “
“ apa ! apa – apaan ini. Kenapa kamu mempunyai agama ? di dalam keluarga kita tidak ada yang memiliki agama, kita ini tercipta dengan sendirinya bukan karna Tuhan ! “
Quin langsung mengucapkan istighfar. Ia langsung menjelaskan kepada ayahnya kenapa ia memiliki agama dan agamanya Islam. Setelah ia mejelaskan semuanyapada kedua orang tuanya… ia mengajak kedua orangtuanya dan keluarganya untuk menjadi seorang muslim. Tapi ayahnya menolak dan Quin malah diusir dari rumahnya. Ia diusir karena menentang peraturan. Sebenarnya ibunya tidak rela tapi ibunya hanya bisa menangis dalam diam melihat anak sematawayangnya diusir dari rumah. Quin menerim dengan ikhlas dan lapang dada. Menurut Quin ini adalah sebuah coban dari Allah untuk dirinya.
Tiga bulan kemudian
Ia tinggal di rumah teman semuslimnya yang bernama Rumaisya. Ia juga sudah bekerja di salah satu rumah sakit di Jakarta. Ia juga sering membantu atau memberi sentuhan pada keluarga yang kurang mampu.
Tapi Quin tetap berjuang , berusaha dan berdo’a agar keluarganya mendapatkan hidayah dari Allah dan menyadari bahwa Islam adalah agama yang benar. Ternyata orang tuanya mendaptkan surat dan bukti – bukti Islam adalah agama yang benar. Tidak disangka – sangka orang tuanya lama kelamaan juga penasaran dengan Islam. Orang tuanya setiap hari mencari informasi tentang Islam.
Mereka mencari informasi dari internet. Keluarga Quin juga sudah percaya dengan Islam. Dan akhirnya keluarga Quin mengucapkan syahadat, tepat saat Quin ulang taun. Itu menjadi sebuah hadiah yang paling special dari Allah dan orang tuanya. Quin dan orang tuanya juga sudah berhubungan dengan baik.
Sekarang Quin dan orang tuanya aktivis dalam membantu di bidang social atau kemasyarakatan.Quin juga sudah menjadi wanita yang sangat baik dan hanya berpedoman pada Al – Qur’an. Ia sudah menjadi pejuang islam yang sejati.
Temanggung, 24 Oktober 2020
Ahin Malika Anhar